Naive Bayes: Algoritma Klasifikasi Cepat dan Efisien

Dalam dunia data science dan machine learning, terdapat banyak algoritma yang digunakan untuk mengolah data agar bisa memberikan prediksi maupun analisis. Salah satu algoritma yang cukup populer karena kesederhanaannya adalah Naive Bayes.
Naive Bayes merupakan algoritma klasifikasi yang didasarkan pada teori probabilitas, khususnya Teorema Bayes. Prinsip dasar dari algoritma ini adalah menghitung kemungkinan suatu data masuk ke dalam kelas tertentu berdasarkan informasi yang ada. Disebut "naive" (sederhana) karena algoritma ini mengasumsikan bahwa setiap fitur dalam data saling independen, meskipun dalam kenyataannya sering kali tidak sepenuhnya demikian.
Mengapa Naive Bayes Banyak Digunakan?
-
Cepat dan efisien – Algoritma ini dapat memproses data dalam jumlah besar dengan waktu yang singkat.
-
Mudah dipahami – Karena menggunakan prinsip probabilitas dasar, Naive Bayes mudah dijelaskan dan dipelajari oleh pemula.
-
Cocok untuk data teks – Algoritma ini sangat populer dalam klasifikasi teks, seperti spam detection, analisis sentimen, dan pengkategorian dokumen.
Cara Kerja Naive Bayes
Secara sederhana, Naive Bayes menghitung probabilitas setiap kelas terhadap data yang diberikan, lalu memilih kelas dengan probabilitas paling tinggi.
Misalnya dalam deteksi email spam:
-
Jika sebuah email mengandung kata-kata tertentu yang sering muncul pada spam, maka probabilitas email tersebut dikategorikan sebagai spam menjadi lebih tinggi.
-
Sebaliknya, jika lebih banyak kata yang biasa ada di email normal, maka probabilitas masuk ke kategori "bukan spam" akan lebih besar.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
-
Cepat dalam pelatihan dan prediksi
-
Tidak membutuhkan data yang terlalu besar
-
Efektif untuk data kategorikal
Kekurangan:
-
Asumsi independensi antar fitur sering kali tidak realistis
-
Kurang akurat jika hubungan antar fitur sangat kuat
Kesimpulan
Naive Bayes adalah algoritma sederhana namun sangat berguna dalam klasifikasi, terutama untuk data teks. Meskipun memiliki keterbatasan, kecepatan dan efisiensinya membuat algoritma ini tetap relevan hingga saat ini.